Pasangan yang telah menikah pastinya tidak luput
dari permasalahan dan pertengkaran. Masalah
yang
dialami
dapat dipicu karena adanya perbedaan dalam berpendapat,
masalah ekonomi, masalah ketidakcocokan, dan masalah
lainnya. Sebahagian pasangan ada yang mampu menyelesaikan
permasalahan tersebut dan tidak jarang memilih bercerai untuk
mengakhiri rumah t
angganya. Perceraian yang terjadi akan
berdampak bagi yang mengalami, terutama pihak perempuan/
isteri. Dampak yang dirasakan dapat berupa fisik dan psikis.
Individu yang mengalami perceraian hendaknya memiliki
kemampuan resiliensi pada dirinya. Resiliensi
merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk bangkit dari
keterpurukan yang terjadi akibat permasalahan tertentu.
Berdasarkan pengamatan awal
di
lapangan,
peneliti
menemukan subjek penelitian tidak mengalami dampak negatif
yang ditimbulkan dari
perceraian. Fokus penelitiannya adalah:
1) gambaran resiliensi wanita pasca bercerai, 2) faktor
-
faktor
resiliensi wanita pasca bercerai, dan 3) dampak dari resiliensi
wanita pasca bercerai. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan teknik wawanc
ara dan dokumentasi pada
informan kunci yaitu seorang wanita yang mengalami
perceraian. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: 1) subjek
penelitian kunci dapat menjalani kehidupannya menjadi single
parent, 2) faktor resiliensinya adalah motivasi dan dukun
gan
dari keluarga, 3) subjek penelitian bisa melanjutkan kuliah
pada program pascsarjana menjalani kehidupan efektif sehari
-
hari